Sebuah Perjalanan (1)
Dokumen Pribadi
Magelang, 24 Desember 2019
Puncak Jiwa, Gunung Andong 1726 mdpl
Semua perjalanan adalah pengalaman
Dan semua pengalaman, selalu punya ruang untuk diceritakan.
Dan kali ini, aku ingin bercerita tentang pengalaman itu.
.
.
Awalnya, orang sepertiku yang tak pernah punya pengalaman mendaki
Mencoba memberanikan diri untuk mencari pengalaman pribadi
Faktor gabut di kosan juga mendukung perjalananku kali ini
Naik ke puncak gunung dimalam hari adalah sesuatu yang baru bagiku
Apalagi sebelumnya hanya bisa melihat teman-teman menaklukan puncak via sosial media
Aku pikir aku tak akan bisa seperti mereka
"Musuh terbesar adalah diri sendiri" jika ada yang bilang begitu, maka aku tambahkan versiku "Diri sendiri juga merupakan tameng terkuat"
Aku sudah menyangka, bahwa naik gunung bukan hal yang mudah
Dan benar saja
Faktor dinginnya angin yang masuk dalam pori-pori
Hingga nafas yang terengah-engah karena berebut oksigen dengan pohon disebelah
Namun semua terbayar dengan keindahan alam yang ah, tak bisa ditulis dalam kata-kata
Kerlipan lampu yang menemani orang-orang disekitar gunung beraktifitas
Hingga puncak-puncak gunung lain yang berdiri gagah di seberang
Magelang, tepatnya Grabag malam itu
Indah dari atas puncak Gunung Andong
.
.
Hal menarik dari sebuah gunung adalah keramahan para pendakinya
Tiap lewat 1 pos, selalu saja ada yang menyapa menghangatkan suasana
Walau hanya sekedar "Mari mas mari mbak"
Ada kesan kecil yang terbentuk dari kalimat sesederhana itu
.
.
Dan sebuah pelajaran dari perjalanan pertamaku adalah
Berkelanalah, selagi kaki masih kuat menopang jasmani
Berkelanalah, selagi perut masih belum "offside" dan bisa menemani
Berkelanalah, sebelum urusan yang lain padat memenuhi agenda harianmu
Jangan hanya diam, dunia ini luas, bahkan lebih luas dari yang kamu kira
Dan pesan untuk diriku sendiri
Semoga tak kapok dengan perjalanan ini
Dan semua pengalaman, selalu punya ruang untuk diceritakan.
Dan kali ini, aku ingin bercerita tentang pengalaman itu.
.
.
Awalnya, orang sepertiku yang tak pernah punya pengalaman mendaki
Mencoba memberanikan diri untuk mencari pengalaman pribadi
Faktor gabut di kosan juga mendukung perjalananku kali ini
Naik ke puncak gunung dimalam hari adalah sesuatu yang baru bagiku
Apalagi sebelumnya hanya bisa melihat teman-teman menaklukan puncak via sosial media
Aku pikir aku tak akan bisa seperti mereka
"Musuh terbesar adalah diri sendiri" jika ada yang bilang begitu, maka aku tambahkan versiku "Diri sendiri juga merupakan tameng terkuat"
Aku sudah menyangka, bahwa naik gunung bukan hal yang mudah
Dan benar saja
Faktor dinginnya angin yang masuk dalam pori-pori
Hingga nafas yang terengah-engah karena berebut oksigen dengan pohon disebelah
Namun semua terbayar dengan keindahan alam yang ah, tak bisa ditulis dalam kata-kata
Kerlipan lampu yang menemani orang-orang disekitar gunung beraktifitas
Hingga puncak-puncak gunung lain yang berdiri gagah di seberang
Magelang, tepatnya Grabag malam itu
Indah dari atas puncak Gunung Andong
.
.
Hal menarik dari sebuah gunung adalah keramahan para pendakinya
Tiap lewat 1 pos, selalu saja ada yang menyapa menghangatkan suasana
Walau hanya sekedar "Mari mas mari mbak"
Ada kesan kecil yang terbentuk dari kalimat sesederhana itu
.
.
Dan sebuah pelajaran dari perjalanan pertamaku adalah
Berkelanalah, selagi kaki masih kuat menopang jasmani
Berkelanalah, selagi perut masih belum "offside" dan bisa menemani
Berkelanalah, sebelum urusan yang lain padat memenuhi agenda harianmu
Jangan hanya diam, dunia ini luas, bahkan lebih luas dari yang kamu kira
Dan pesan untuk diriku sendiri
Semoga tak kapok dengan perjalanan ini
Dan semoga tak kapok menulis artikel seperti ini.
.
.
.
Surakarta, 25 Desember 2019
-Eyenul

Komentar
Posting Komentar